7 Kesamaan Gatot Brajamusti dengan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ... - Tabloidbintang.com

TABLOIDBINTANG.COM -

Dua kasus menggegerkan  masyarakat baru-baru ini yakni skandal Gatot Brajamusti dan  Dimas Kanjeng Taat Pribadi.  Kedua sama-sama menggunakan  padepokan untuk kegiatan yang ternyata menjursr ke kriminal.

Gatot selama ini dikenal sebagai guru spiritual para selebritas dan pengusaha.  Biduanita Reza Artamevia dan aktris Elma Theana pernah menjadi murid Gatot di Padepokan Brajamusti. Setelah tertangkapnya Gatot untuk kasus penggunaan narkotik oleh Kepolisian Resor Mataram, terungkap pula dugaan praktek ritual seks yang dilakukannya selama ini. Dia disebut memperdayai korban dengan sabu-sabu, kemudian melakukan pesta seks.

zoom

Adapun Dimas Kanjeng Taat Pribadi dituduh melakukan penipuan uang dan pembunuhan santrinya.

Modus penipuan yang dilakukan Taat adalah penggandaan uang. Kepada polisi, Taat mengaku bisa menggandakan uang dengan ilmu yang dimilikinya. Namun Taat gagal menunjukkan keahlian itu di hadapan polisi.

Dia mengaku kegagalannya disebabkan jin yang membantunya telah pergi karena terkena gas air mata yang ditembakkan polisi saat penangkapan dirinya.

Ada sejumlah kemiripan dari dua kasus itu antara lain:

1. Mengandalkan  kultus individu

Akademikus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, menjelaskan mengenai  maraknya kasus dugaan penipuan dan pelecehan berkedok agama, seperti yang dilakukan Gatot Brajamusti dan Dimas Kanjeng Taat Pribadi  merupakan sebuah gejala kultus.

"Ini disebut sebagai kultus yang dipimpin con man (penipu), orang yang menyalahgunakan kepercayaan orang lain kepadanya," kata Azyumardi kepada Tempo, Kamis, 29 September 2016.

Azyumardi menjelaskan, pengkultusan masih terjadi di masyarakat karena terjadi krisis karakter. Banyak yang menempuh jalan instan dalam menyelesaikan masalah, seperti utang piutang, ambisi politik, dan jabatan.

2. Memanfaatkan kepintaran bicara

Azyumardi  juga mengatakan muncul penipu atau con man dengan menciptakan kultus untuk membangun karisma melalui penampilan, kepintaran berbicara, dan retorika menggunakan argumentasi agama.

"Membuat orang-orang tersebut percaya atau taklid buta sehingga merasa yakin dengan hal-hal yang too good to be true, seperti menggandakan uang," ujarnya.

Azyumardi menambahkan, solusi yang bisa dilakukan untuk menangani hal itu adalah penindaka hukum yang tegas kepada pemimpin kultus yang melakukan penipuan dan pelecehan seksual. Juga, pendidikan karakter sejak dini yang dimulai dari keluarga untuk pemahaman agama yang benar tentang apa yang perlu diimani.

"Apa-apa yang perlu menggunakan akal sehat," tuturnya.

3. Bermarkas di Padepokan

Di luar pendapat Azyumardi itu, dari pemberitaan selama ini, baik Taat dan Gatot atau pengikut-pengikutnya menggunakan kedok agama untuk menjalankan kegiatan yang berbau kriminal mereka.

Taat menjadi pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dan Aa Gatot menjadi bos di Padepokan Baramusti di Jalan Cikiray, RT 04 RW 07 Kampung Rambay, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

4. Menunjukkan kesaktian

Taat dan Gatot atau para pengikutnya mengaku keduanya memiliki ilmu sakti mandraguna, Taat untuk melakukan penipuan penggandaan uang dan Gatot barangkali untuk memikat wanita-wanita yang diinginkannya. Bahkan keduanya mengaku berkawan akrab dengan jin. Gatot misalnya, mengaku ia kadang-kadang adalah jin..

5..  Memanfaatkan tokoh & selebriti

Taat dan Gatot sama-sama memiliki pengikut atau murid yang fanatik dan yang menakjubkan, di antara pengikut-pengikutnya itu adalah orang-orang yang terkenal, tokoh masyarakat.  Pada kasus Taat, ada Marwah Daud Ibrahim yang merupakan doktor lulusan Amerika Serikat, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, serta pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia. Pada kasus Gatot, sebut saja ada artis Elma Theana dan penyanyi Reza Artamevia.

6. Istri  & perilaku seksual

Baik Taat maupun Gatot diketahui memiliki lebih dari satu pasangan . Bahkan khusus Aa Gatot, padepokannya lebih banyak dihuni para wanita.

7. Modus: meraih tujuan dengan mengecoh

Keduanya menggunakan modus mengecoh  yang membuat sebagian orang terjerat. Taat, yang mengaku memiliki ilmu untuk menggandakan uang, menggunakan sistem multilevel marketing (MLM) dalam praktek penipuannya. Perekrutan dengan sistem gaet-menggaet orang itu mengenakan tiap orang harus menyetor Rp 25 juta. Sedangkan Gatot menggunakan narkoba, yang disebutkan sebagai makanan jin atau aspat, untuk memikat hati dan mengikat para pengikutnya.

TEMPO.CO



http://ift.tt/2dI91xS
Share on Google Plus

About Unknown

0 comments:

Post a Comment